Langsung ke konten utama

Begini Analisa Pakar ITS Surabaya Soal Ambruknya Atap Galvalum

Ambruknya atap rangka galvalum SDN Gentong I Pasuruan yang menewaskan setidaknya 2 orang dan puluhan lainnya luka menyisakan kesedihan dan kekecewaan mendalam.
Pasalnya kejadian itu diduga akibat kesalahan konstruksi bangunan.
Ahli Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Ir Mudji Irmawan M.T kepada beritajatim.com mengatakan bahwa hipotesa yang paling mendekati adalah karena kesalahan saat pemasangan awal galvalum.
“Memang bisa diperkirakan ada kesalahan saat pemasangan awal. Jadi kesalahan sudah terjadi sejak awal,” katanya kepada beritajatim.com, Rabu (6/11/2019).
Baca Juga: harga baja ringan per batang
Kemudian ia menerangkan bahwa kejadian runtuhnya konstruksi rangka atap yang menggunakan material galvalum (baja ringan.red) sudah sering terjadi dan mengakibatkan banyak korban.
“Mencermati kondisi tersebut, saya sudah sering mengingatkan bahwa bahan material Galvalum memang secara kualitas sudah cukup baik karena diproduksi oleh pabrik yang mempunyai kontrol kualitas yang bagus. Namun perlu diingat bahwa baja ringan galvalum mempunyai dimensi yang tipis sehingga rawan mengalami tekuk,” terang Ir Mudji.
Ir Mudji Irmawan M.T
Selain itu ia juga mengatakan permasalahan utama dari konstruksi rangka atap baja ringan Galvalum adalah pada saat pelaksanaan konstruksi yang sering tidak mengindahkan kaidah teknis.
“Khususnya masalah pekerjaan di lokasi sambungan yang menggunakan paku keling. Bilamana terdapat satu saja sambungan paku kelingnya lepas, maka akan terjadi multiple effect (efek beruntun) sambungan paku keling lainnya ikut lepas juga, sehingga konstruksi rangka atap baja ringan galvalum akan runtuh seketika dengan cepat, tidak kuat menerima beban,” tegasnya.
Ir Mudji mengingat bahwa terkadang banyak yang tidak mengikuti kaidah teknis atau standar operating procedure (SOP) yang berlaku, baik dari sisi kompetensi pekerjanya, pemasangan, komposisi, design dan lainnya.
Sehingga jika kontraktor menyalahi aturan atau tidak mengikuti tata laksana pembangunannya bisa dipastikan akan terjadi masalah kedepannya.
“Seringkali pelaksanaan pemasangan konstruksi rangka atap baja galvalum dilaksanakan oleh tenaga yang tidak terampil un-skill labor. Sehingga tidak memahami mana yang betul dan mana yang salah. Harusnya pelaksanaan pemasangan konstruksi rangka atap baja galvalum harus dikerjakan oleh tenaga terampil skill labor,” terangnya.
Artikel Terkait: harga besi hollow galvanis
“Jadi kesalahan bisa terjadi diawal. Bisa terjadi ambruk kapan saja. Masalahnya kesalahn itu tidak bisa dideteksi sejak dini. Yang bisa dilakukan adalah memastikan pemasangnya berpengalaman dan terampil skill labor dan mengikuti tata laksana yang ada dan safety,” pungkasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Memanfaatkan Sabut Kelapa untuk Bahan Cat Tembok

Semakin hari, kebutuhan manusia akan cat semakin bertambah. Mulai dari cat tembok, cat kayu, cat besi hingga cat semprot. Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Adelia Putri Hestiana Dewi, Anita Rahmawati dan Fakhrizal Naufal dari jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA memanfaatkan zeolit alam dan selulosa dari sabut kelapa sebagai bahan pengisi dan perekat pada cat dinding. Baca Juga: warna cat tembok Adelia mengatakan selama ini sabut kelapa pemanfaatannya belum dioptimalkan dengan baik, padahal sabut kelapa bisa menjadikan salah satu produk cat yang ramah lingkungan. • Batik Kibasan Sabut Kelapa dari Bantul Pakai Bahan Pewarna Alami Menurutnya komponen dasar sabut kelapa sendiri terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang mana hal tersebut bisa digunakan sebagai bahan matrik pada komposit zeolite. "Sabut kelapa mengandung serat (fiber) dan gabus (pitch) yang menghubungkan satu serat dengan serat yang lainnya. Sabut kelapa ini terdiri dar

Penyebab Pemerintah Didesak Segera Cairkan Anggaran Pemilu

Pemerintah menggodok alokasi anggaran untuk 27 juta pekerja rentan sebagai penerima bantuan iuran (PBI) agar dilindungi jaminan sosial program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm). Untuk tahap awal, pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun yang diperuntukan bagi 10 persen dari jumlah mereka itu atau sebanyak 2,7 juta pekerja. Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Senin 17 Desember 2018, yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan dengan pihak terkait untuk mengkaji kepesertaan 27 juta pekerja rentan dakam rangka menjadi peserta jaminan sosial dengan menggunakan sumber dana lain atau di luar pemberi kerja/pengusaha. FGD diikuti kalangan pemerintah, akademisi, pengusaha dan lainnya. Direktur Pengembangan Strategis & Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono mengatakan, kepesertaan pekerja rentan saat ini sangat memprihatinkan. Sebab, upah mereka tidak mencukupi untuk membayar iuran meskipun besarannya secara