Keputusan PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mengakuisisi perusahaan semen swasta yakni PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) akan menciptakan duopoli pemain besar semen di Indonesia. Pasalnya pangsa pasar Semen Indonesia akan menjadi 55% dan peningkatan volume produksi yang signifikan menjadi 50,9 juta ton atau setara dengan 47% dari total kapasitas nasional.
Baca Juga: Semen Tiga Roda
Analis Trimegah Sekuritas Christy Halim mengatakan pasar semen di Indonesia akan berfokus pada dua pemain besar saja, yakni Semen Indonesia dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang keduanya menguasai 80% penjualan di dalam negeri. Bagi konsumen, ini akan berdampak positif pada perang harga yang berkepanjangan.
"Kondisi ini akan memberikan kesempatan kepada kedua perusahaan bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi dengan ruang yang lebih sempit untuk perang harga yang mungkin ditimbulkan oleh proodusen semen asing," tulis Christy dalam risetnya seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (13/11).
Selain bisa memperbaiki harga pasar saat ini, akuisisi ini juga akan berdampak baik pada kinerja perusahaan jangka panjang. Lantaran penjualan akan meningkat karena mengkonsolidasikan penjualan Holcim ke usahanya.
Kabar baiknya, Holcim memiliki kapasitas produksi sampai dengan 15 juta ton per tahun yang berlokasi Jawa dan Sumatera. Holcim memiliki 4 pabrik semen, 33 pabrik siap pakai dan 2 tambang agregat.
Pilihan Redaksi: harga batu kali
Meski demikian, tahun depan dinilai akan menjadi waktu yang berat bagi Semen Indonesia karena akan terjadi peningkatan beban bunga yang berasal dari pinjaman sindikasi untuk membiayai akusisi tersebut.
Diperkirakan jumlah utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) SMGR akan meningkat dari sebelumnya 0,4x menjadi 1x setelah transaksi dilakukan. Biaya bunga akan meningkat hingga RP 700 miliar tahun depan.
Baca Juga: Semen Tiga Roda
Analis Trimegah Sekuritas Christy Halim mengatakan pasar semen di Indonesia akan berfokus pada dua pemain besar saja, yakni Semen Indonesia dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) yang keduanya menguasai 80% penjualan di dalam negeri. Bagi konsumen, ini akan berdampak positif pada perang harga yang berkepanjangan.
"Kondisi ini akan memberikan kesempatan kepada kedua perusahaan bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi dengan ruang yang lebih sempit untuk perang harga yang mungkin ditimbulkan oleh proodusen semen asing," tulis Christy dalam risetnya seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (13/11).
Selain bisa memperbaiki harga pasar saat ini, akuisisi ini juga akan berdampak baik pada kinerja perusahaan jangka panjang. Lantaran penjualan akan meningkat karena mengkonsolidasikan penjualan Holcim ke usahanya.
Kabar baiknya, Holcim memiliki kapasitas produksi sampai dengan 15 juta ton per tahun yang berlokasi Jawa dan Sumatera. Holcim memiliki 4 pabrik semen, 33 pabrik siap pakai dan 2 tambang agregat.
Pilihan Redaksi: harga batu kali
Meski demikian, tahun depan dinilai akan menjadi waktu yang berat bagi Semen Indonesia karena akan terjadi peningkatan beban bunga yang berasal dari pinjaman sindikasi untuk membiayai akusisi tersebut.
Diperkirakan jumlah utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) SMGR akan meningkat dari sebelumnya 0,4x menjadi 1x setelah transaksi dilakukan. Biaya bunga akan meningkat hingga RP 700 miliar tahun depan.
Komentar
Posting Komentar