Langsung ke konten utama

Inilah Problem Pendidikan Saat Ini, Kurangnya Keteladanan

Masihlah juga banyak pelajar yang memakai modul manual dalam proses belajar, seperti sekolah-sekolah di daerah.
Misalnya, pekerjaan serta ujian dihimpun melalui e-mail, bukan berupa kertas. Mencari rekomendasi lantas sering dari jurnal online atau e book, bukan buku-buku fisik.
Dalam proses administrasi seperti pemungutan mata kuliah, pelajari dosen, sampai survey di universitas sudah terjalin ke mode online.
Tidak bingung, dalam analisa Cambridge International yang menyertakan 502 pelajar Indonesia jika lebih dari dua pertiganya (62%) memakai gawai di kelas serta bahkan juga lebih banyak dari mereka (81%) menggunakan untuk melakukan pekerjaan rumah.
Hoby memakai technologi ini tidak mengagetkan untuk Indonesia, yang punyai jumlahnya pemakai internet menggapai 143, 26 juta pada tahun kemarin, 49, 52% salah satunya yaitu mereka yang berumur 19 sampai 34 tahun.

Baca Juga: harga terbaru

Indonesia punyai 143, 26 juta pemakai internet pada tahun kemarin.
Kepala Pusat Technologi Kabar serta Komunikasi di Kementerian Kebudayaan serta Pendidikan, Gatot Pramono, mengemukakan dengan pemberian technologi, guru serta institusi bisa lebih efektif mengurus materi serta lebih konsentrasi pada pembentukan ciri-ciri siswa, serta memberi inspirasi ketertarikan serta pikiran krusial lewat area kelas interaktif.
Pemerintah pun berganti ke technologi untuk berikan lebih banyak orang-orang akses ke pendidikan, lewat ide seperti pelatihan online.
Disamping itu, Direktur Regional, Asia Tenggara & Pasifik Cambridge International, Ben Schmidt menjelaskan aplikasi technologi dalam proses belajar memberi isyarat kesempatan untuk perubahan serta kreatifitas dalam praktek evaluasi.
" Saat mahasiswa Indonesia meneruskan perjalanan mereka jadi pemikir, inovator, serta pemimpin hari depan, integrasi technologi yang lebih untuk menyuport evaluasi mereka dapat menunjang menyediakan mereka untuk berkompetisi di pasar global yang berkembang " tutur Ben.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyebab Pemerintah Didesak Segera Cairkan Anggaran Pemilu

Pemerintah menggodok alokasi anggaran untuk 27 juta pekerja rentan sebagai penerima bantuan iuran (PBI) agar dilindungi jaminan sosial program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm). Untuk tahap awal, pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun yang diperuntukan bagi 10 persen dari jumlah mereka itu atau sebanyak 2,7 juta pekerja. Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Senin 17 Desember 2018, yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan dengan pihak terkait untuk mengkaji kepesertaan 27 juta pekerja rentan dakam rangka menjadi peserta jaminan sosial dengan menggunakan sumber dana lain atau di luar pemberi kerja/pengusaha. FGD diikuti kalangan pemerintah, akademisi, pengusaha dan lainnya. Direktur Pengembangan Strategis & Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono mengatakan, kepesertaan pekerja rentan saat ini sangat memprihatinkan. Sebab, upah mereka tidak mencukupi untuk membayar iuran meskipun besarannya secara

Tutorial Memanfaatkan Sabut Kelapa untuk Bahan Cat Tembok

Semakin hari, kebutuhan manusia akan cat semakin bertambah. Mulai dari cat tembok, cat kayu, cat besi hingga cat semprot. Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Adelia Putri Hestiana Dewi, Anita Rahmawati dan Fakhrizal Naufal dari jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA memanfaatkan zeolit alam dan selulosa dari sabut kelapa sebagai bahan pengisi dan perekat pada cat dinding. Baca Juga: warna cat tembok Adelia mengatakan selama ini sabut kelapa pemanfaatannya belum dioptimalkan dengan baik, padahal sabut kelapa bisa menjadikan salah satu produk cat yang ramah lingkungan. • Batik Kibasan Sabut Kelapa dari Bantul Pakai Bahan Pewarna Alami Menurutnya komponen dasar sabut kelapa sendiri terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang mana hal tersebut bisa digunakan sebagai bahan matrik pada komposit zeolite. "Sabut kelapa mengandung serat (fiber) dan gabus (pitch) yang menghubungkan satu serat dengan serat yang lainnya. Sabut kelapa ini terdiri dar

Begini Analisa Pakar ITS Surabaya Soal Ambruknya Atap Galvalum

Ambruknya atap rangka galvalum SDN Gentong I Pasuruan yang menewaskan setidaknya 2 orang dan puluhan lainnya luka menyisakan kesedihan dan kekecewaan mendalam. Pasalnya kejadian itu diduga akibat kesalahan konstruksi bangunan. Ahli Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Ir Mudji Irmawan M.T kepada beritajatim.com mengatakan bahwa hipotesa yang paling mendekati adalah karena kesalahan saat pemasangan awal galvalum. “Memang bisa diperkirakan ada kesalahan saat pemasangan awal. Jadi kesalahan sudah terjadi sejak awal,” katanya kepada beritajatim.com, Rabu (6/11/2019). Baca Juga: harga baja ringan per batang Kemudian ia menerangkan bahwa kejadian runtuhnya konstruksi rangka atap yang menggunakan material galvalum (baja ringan.red) sudah sering terjadi dan mengakibatkan banyak korban. “Mencermati kondisi tersebut, saya sudah sering mengingatkan bahwa bahan material Galvalum memang secara kualitas sudah cukup baik karena diproduksi oleh pabrik yang mempunyai k