Baru 40 % dari jumlahnya keseluruhan guru di Indonesia yang melek tehnologi serta dapat mengintegrasikan evaluasi dengan tehnologi info komunikasi (TIK).
Data itu bersumber dari Pusat Tehnologi serta Komunikasi (Pustekom RI) yang lakukan survey pada guru pendidikan pada tahun 2018.
"Ya benar yang siap seputar 40 % guru memakai TIK di kelas semasing. Bila guru di Indonesia seputar tiga juta guru, berarti baru seputar 1,2 juta yang siap, bekasnya seputar 1,8 jutanya belumlah siap Tik," kata Kepala Pusat Tehnologi Info serta Komunikasi Pendidikan serta Kebudayaan, Gatot Suharwoto, PhD, di celah acara Rapat Pengaturan Nasional Tehnologi Info serta Komunikasi (Rakornas TIK) Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan Tahun 2019, Selasa (19/3/2019).
Ia mengurai, ada banyak hal sebabnya akan tetapi dapat dikerucutkan jadi tiga aspek.
Pertama, Gatot Suharwoto berujar, itu sebab guru-guru kompetensinya rendah dalam dunia TIK.
"Kita sadari 30 % guru yang berada di Indonesia telah diatas 45 tahun serta mau pensiun serta kompetensi TIK belumlah full kuasai," pungkasnya.
Baca Juga: cara menggabungkan file PDF menjadi satu
Ke-2, hal tersebut karena content tehnologi pendidikan masih tetap minim.
"Tidak lama, Menkominfo lakukan survey dari sejuta content yang tersebar dalam dunia maya di Indonesia itu baru 200 ribu yang mendidik. Selebihnya sekitar 800 content masih tetap negatif serta tidak mendidik. Hingga guru susah untuk ambil sampel atau bahan yang mendidik," pungkasnya.
Artikel Terkait: struktur teks biografi
Ke-3, memerlukan sarana serta infrastruktur yang ideal di beberapa daerah.
Karenanya Pustekom ikut juga memberi sarana TIK pada sekolah-sekolah, supaya infrastrukturnya tercukupi minimum PPBD online serta UNBK.
Data itu bersumber dari Pusat Tehnologi serta Komunikasi (Pustekom RI) yang lakukan survey pada guru pendidikan pada tahun 2018.
"Ya benar yang siap seputar 40 % guru memakai TIK di kelas semasing. Bila guru di Indonesia seputar tiga juta guru, berarti baru seputar 1,2 juta yang siap, bekasnya seputar 1,8 jutanya belumlah siap Tik," kata Kepala Pusat Tehnologi Info serta Komunikasi Pendidikan serta Kebudayaan, Gatot Suharwoto, PhD, di celah acara Rapat Pengaturan Nasional Tehnologi Info serta Komunikasi (Rakornas TIK) Kementerian Pendidikan serta Kebudayaan Tahun 2019, Selasa (19/3/2019).
Ia mengurai, ada banyak hal sebabnya akan tetapi dapat dikerucutkan jadi tiga aspek.
Pertama, Gatot Suharwoto berujar, itu sebab guru-guru kompetensinya rendah dalam dunia TIK.
"Kita sadari 30 % guru yang berada di Indonesia telah diatas 45 tahun serta mau pensiun serta kompetensi TIK belumlah full kuasai," pungkasnya.
Baca Juga: cara menggabungkan file PDF menjadi satu
Ke-2, hal tersebut karena content tehnologi pendidikan masih tetap minim.
"Tidak lama, Menkominfo lakukan survey dari sejuta content yang tersebar dalam dunia maya di Indonesia itu baru 200 ribu yang mendidik. Selebihnya sekitar 800 content masih tetap negatif serta tidak mendidik. Hingga guru susah untuk ambil sampel atau bahan yang mendidik," pungkasnya.
Artikel Terkait: struktur teks biografi
Ke-3, memerlukan sarana serta infrastruktur yang ideal di beberapa daerah.
Karenanya Pustekom ikut juga memberi sarana TIK pada sekolah-sekolah, supaya infrastrukturnya tercukupi minimum PPBD online serta UNBK.
Komentar
Posting Komentar