Langsung ke konten utama

Simak Jokowi: Loh, Kelas XI Itu SMA, "Tho"?

Presiden Joko Widodo nyata-nyatanya tidak mengerti level pendidikan SD, SMP serta SMA di Indonesia disinyalir dengan pemanfaatan angka Romawi buat tiap-tiap tingkatan kelas. Umpamanya, SD dari Kelas I sampai VI, SMP dari Kelas VII sampai IX, serta SMA dari X sampai XII. Disaat berikan sambutan pada acara bagi-bagi Kartu Indonesia Cerdas (KIP) , Kartu Indonesia Sehat (KIS) , serta Pemberian Makanan Penambahan di Taman Pendawa, Kota Bandung, Rabu (12/4/2017) .
Baca juga : angka romawi 12

 Jokowi menyebut sejumlah pelajar buat dikasihkan sepeda. Satu diantaranya pelajar yg berani tunjuk tangan serta naik ke atas panggung ialah Ahmad Jailani Muslim. " Kamu kelas berapakah? " bertanya Jokowi. " Kelas XI (sebelas) , " jawab Ahmad. Jokowi mengemukakan, " Oh kelas sebelas SMP ya bermakna? " . Seketika, ibu-ibu serta pelajar yg datang dalam acara itu ketawa. Ada yg berteriak mengoreksi Presiden, " Kelas XI itu SMA, Pak " .
Artikel Terkait :evaluasi pendidikan

 Ahmad lantas ikut mengoreksi Jokowi. " Kelas XI itu kelas dua SMA, Pak, " kata Ahmad. Jokowi mengerutkan dahi. " Loh, kelas sebelas itu SMA toh? " bertanya Jokowi dengan polos. " Saya dahulu gak ada sich kelas sebelas, dua belas. Maka dari itu saya jadi gak mengerti, " lanjut Jokowi. Pengakuan Jokowi itu mengundang tawa banyak hadirin yg datang dalam acara itu. Di saat itu, Ahmad dapatkan sepeda dari Presiden Jokowi lantaran Presiden terpesona atas prestasi Ahmad pada sektor olah-raga futsal
Simak juga : jenis anggaran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penyebab Pemerintah Didesak Segera Cairkan Anggaran Pemilu

Pemerintah menggodok alokasi anggaran untuk 27 juta pekerja rentan sebagai penerima bantuan iuran (PBI) agar dilindungi jaminan sosial program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKm). Untuk tahap awal, pemerintah akan menyiapkan anggaran sebesar Rp 1,3 triliun yang diperuntukan bagi 10 persen dari jumlah mereka itu atau sebanyak 2,7 juta pekerja. Hal itu terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) di Jakarta, Senin 17 Desember 2018, yang diselenggarakan BPJS Ketenagakerjaan dengan pihak terkait untuk mengkaji kepesertaan 27 juta pekerja rentan dakam rangka menjadi peserta jaminan sosial dengan menggunakan sumber dana lain atau di luar pemberi kerja/pengusaha. FGD diikuti kalangan pemerintah, akademisi, pengusaha dan lainnya. Direktur Pengembangan Strategis & Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Sumarjono mengatakan, kepesertaan pekerja rentan saat ini sangat memprihatinkan. Sebab, upah mereka tidak mencukupi untuk membayar iuran meskipun besarannya secara

Tutorial Memanfaatkan Sabut Kelapa untuk Bahan Cat Tembok

Semakin hari, kebutuhan manusia akan cat semakin bertambah. Mulai dari cat tembok, cat kayu, cat besi hingga cat semprot. Melihat hal tersebut, sekelompok mahasiswa UNY yang terdiri dari Adelia Putri Hestiana Dewi, Anita Rahmawati dan Fakhrizal Naufal dari jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA memanfaatkan zeolit alam dan selulosa dari sabut kelapa sebagai bahan pengisi dan perekat pada cat dinding. Baca Juga: warna cat tembok Adelia mengatakan selama ini sabut kelapa pemanfaatannya belum dioptimalkan dengan baik, padahal sabut kelapa bisa menjadikan salah satu produk cat yang ramah lingkungan. • Batik Kibasan Sabut Kelapa dari Bantul Pakai Bahan Pewarna Alami Menurutnya komponen dasar sabut kelapa sendiri terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang mana hal tersebut bisa digunakan sebagai bahan matrik pada komposit zeolite. "Sabut kelapa mengandung serat (fiber) dan gabus (pitch) yang menghubungkan satu serat dengan serat yang lainnya. Sabut kelapa ini terdiri dar

Begini Analisa Pakar ITS Surabaya Soal Ambruknya Atap Galvalum

Ambruknya atap rangka galvalum SDN Gentong I Pasuruan yang menewaskan setidaknya 2 orang dan puluhan lainnya luka menyisakan kesedihan dan kekecewaan mendalam. Pasalnya kejadian itu diduga akibat kesalahan konstruksi bangunan. Ahli Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Ir Mudji Irmawan M.T kepada beritajatim.com mengatakan bahwa hipotesa yang paling mendekati adalah karena kesalahan saat pemasangan awal galvalum. “Memang bisa diperkirakan ada kesalahan saat pemasangan awal. Jadi kesalahan sudah terjadi sejak awal,” katanya kepada beritajatim.com, Rabu (6/11/2019). Baca Juga: harga baja ringan per batang Kemudian ia menerangkan bahwa kejadian runtuhnya konstruksi rangka atap yang menggunakan material galvalum (baja ringan.red) sudah sering terjadi dan mengakibatkan banyak korban. “Mencermati kondisi tersebut, saya sudah sering mengingatkan bahwa bahan material Galvalum memang secara kualitas sudah cukup baik karena diproduksi oleh pabrik yang mempunyai k