Beberapa legenda urban (kota) udah memperoleh penyesuaian layar-lebar Hollywood. Film-film seperti Alligator (1980) , Candyman (1992) , I Know What You Did Last Summer (1997) , When Stranger Calls (2006) seluruhnya dibikin menurut narasi sebagai legenda ditengah kehidupan warga kota. Tingkat kemajuan dari film-film ini pun berlainan : ada yg sukses dengan cara box-office, tetapi tidak sukses di mata kritikus, atau jadi demikian sebaliknya. Meskipun demikian, studio Hollywood terlihat terus senang buat mengadaptasi legenda urban, lebih lantaran memang tiap-tiap legenda punyai kekhasan sendiri. Artikel Terkait :cerita fiksi pendek
Saat ini Hollywood kembali berusaha untuk mengadaptasi film menurut suatu legenda urban kondang : Slender-Man. Tak seperti legenda urban awal kalinya yg di bisa dari mulut ke mulut, Slender-Man merupakan legenda urban menurut “creepypasta, ” alias legenda urban yg menurut narasi digital. Sebelum memperoleh penyesuaian layar-lebar, legenda Slender-Man sesungguhnya udah meranah ke budaya digemari banyak orang yang lain seperti tv, video games, serta kehidupan fakta, yg sayangnya selesai dengan ironis. Sebelum kamu menyaksikan film Slender-Man di bioskop, lebih baik membaca artikel ini buat paham asal-usul Slender-Man.
Berasal dari Kontes Photoshop di Internet
Legenda Slender-Man muncul pertama di internet pada tahun 2009, pasnya di komunitas internet Something Awful. Ketika itu komunitas itu tengah menghadirkan kontes Photoshop. Seseorang peserta bernama Eric Knudsen, dengan nama alias “Victor Surge, ” memposting dua poto berwarna hitam-putih. Ke dua gambar itu, yang bisa kalian lihat diatas serta bawah, perlihatkan serangkaian anak-anak dengan bentuk pria tinggi, kurus, tiada muka, memanfaatkan jas serta dasi hitam di latar belakang. Knudsen, yg sembunyikan nama aslinya, menulis caption di ke dua poto ini :
“Kami tidak akan pergi, kami tidak akan membunuh mereka, tetapi keheningan serta tangannya yg panjang bikin kita takut serta nyaman bersamaan…
1983, ciri-ciri potografer tak didapati, peluang meninggal dunia. ”
Simaklah : pengertian cerita fiksi
“Satu dari dua poto yg diselamatkan dari kebakaran Perpustakaan Kota Stirling. Poto yg disebut “The Slender Man” ini kondang lantaran diambil dalam hari yg sama seperti menghilangnya 14 anak. Pemerintah menyebutkan poto ini palsu. 1 minggu lantas kebakaran berlangsung di perpustakaan. Poto yg kenyataannya disimpan jadi bukti.
1986, potografer : Mary Thomas, menghilang sejak 13 Juni, 1986. ”
Knudsen menyatakan mendapat inspirasi dari karya-karya novelis horror H. P. Lovecraft, novel pendek Stephen King dengan judul “The Mist, ” sifat “Tall Man” film horror kondang Phantasm (1979) , serta serial video game horror Resident Evil serta Silent Hill. Narasi serta poto fiktif Knudsen rupanya sangatlah sukses dalam populasi internet, hingga mereka meningkatkan legenda Slender-Man lebih jauh dari apakah yg Knudsen buat. Sayangnya, perubahan legenda Slender-Man pada dunia digital ini malahan jadi membuahkan sejumlah perkara ironis pada dunia fakta.
“Kasus-Kasus“ Slender-Man
Pada tahun 2014, dua anak wanita berumur 12 tahun di Waukesha, Wisconsin, di Amerika Serikat, membawa kawan sekelasnya ke rimba serta menusuknya. Dua gadis itu bernama Anissa Weier serta Morgan Geyser. Sang korban, Payton Leutner, bisa bertahan hidup lantaran kala itu diketemukan tengah merayap di jalan raya, serta lekas dibawa ke rumah sakit. Disaat di tanya oleh pihak berotoritas, ke dua pemeran menuding Slender-Man atas tindakan yg mereka melakukan, sehabis membaca legendanya di internet. Mereka pun memberi tambahan kalau mereka mesti mengorbankan kawan mereka biar Slender-Man tak membunuh keluarga mereka. Sehabis mengerjakan analisis, dokter menyimpulkan kalau ke dua anak wanita ini alami problem jiwa. Perkara ini lantas berubah menjadi subyek dari film dokumentasi produksi HBO dengan judul Beware the Slenderman pada tahun 2016.
Legenda Slender-Man rupanya kembali menelan korban. Pada bulan Juni 2014, seseorang wanita di Ohio mengaku kalau anak perempuannya yg berumur 13 tahun menyerangnya dengan pisau. Sang anak didapati udah menulis sejumlah narasi fiksi horror, satu diantaranya terjalin dengan Slender-Man. Lantas pada bulan September 2014, seseorang anak wanita berumur 14 tahun membakar tempat tinggalnya, disaat ibu serta adik laki-lakinya yg berumur sembilan tahun tetap berada pada dalam. Polisi mengemukakan kalau pemeran kerap membaca manga Soul Eater serta mendatangi situs yg berisi narasi serta kabar perihal Slender-Man. Sifat legenda dari internet ini pun disadari udah memberi inspirasi anak-anak muda umur 12-24 tahun, buat bunuh diri pada tahun 2015 di Daerah Penampungan Indian Pine Ridge, di Amerika Serikat.
Berkembang Lebih Jauh ke Budaya Digemari banyak orang
Walaupun udah menyebabkan banyak perkara yg frontal, wadah terlihat terus membuat Slender-Man jadi suatu budaya digemari banyak orang. Selama tahun 2009-2014, Joseph De Lage serta Troy Wagner, bikin serial website mereka menurut legenda Slender-Man dengan judul Marble Hornets. Serial ini cerita perihal seseorang pria yg terobsesi dengan film mahasiswa yg tidak sukses, sehabis sosok yg diketahui jadi “The Operator” (Slender-Man) ada di area syuting. Serial ini berikan rencana terhadap Slender-Man dengan ikon “X” yg dikasih lingkaran di luar, serta berikan rencana atas “kemampuan” Slender-Man buat pengaruhi korbannya dari jauh. Tragisnya, rencana ini jugalah yg memberi inspirasi penusukan Slender-Man di Wisconsin pada tahun 2014.
Slender-Man pun ada di dalam sejumlah serial video game menurut legendanya di internet, seperti Slender : The Eight Pages serta sekuelnya, Slender : The Arrival. Dalam video game kondang, Minecraft, Slender-Man muncul tetapi jadi parodi dengan istilah “Enderman. ” Sesungguhnya udah banyak penyesuaian film menurut legenda Slender-Man, mereka merupakan The Tall Man (2012) , The Slender Man (2013) , Always Watching : A Marble Hornets Story (2015) , serta Bye Bye Man (2016) . Sayangnya semua penyesuaian itu tak bisa berikan soal yg terkesan untuk kritikus atau pirsawan.
Saat ini Hollywood kembali berusaha untuk mengadaptasi film menurut suatu legenda urban kondang : Slender-Man. Tak seperti legenda urban awal kalinya yg di bisa dari mulut ke mulut, Slender-Man merupakan legenda urban menurut “creepypasta, ” alias legenda urban yg menurut narasi digital. Sebelum memperoleh penyesuaian layar-lebar, legenda Slender-Man sesungguhnya udah meranah ke budaya digemari banyak orang yang lain seperti tv, video games, serta kehidupan fakta, yg sayangnya selesai dengan ironis. Sebelum kamu menyaksikan film Slender-Man di bioskop, lebih baik membaca artikel ini buat paham asal-usul Slender-Man.
Berasal dari Kontes Photoshop di Internet
Legenda Slender-Man muncul pertama di internet pada tahun 2009, pasnya di komunitas internet Something Awful. Ketika itu komunitas itu tengah menghadirkan kontes Photoshop. Seseorang peserta bernama Eric Knudsen, dengan nama alias “Victor Surge, ” memposting dua poto berwarna hitam-putih. Ke dua gambar itu, yang bisa kalian lihat diatas serta bawah, perlihatkan serangkaian anak-anak dengan bentuk pria tinggi, kurus, tiada muka, memanfaatkan jas serta dasi hitam di latar belakang. Knudsen, yg sembunyikan nama aslinya, menulis caption di ke dua poto ini :
“Kami tidak akan pergi, kami tidak akan membunuh mereka, tetapi keheningan serta tangannya yg panjang bikin kita takut serta nyaman bersamaan…
1983, ciri-ciri potografer tak didapati, peluang meninggal dunia. ”
Simaklah : pengertian cerita fiksi
“Satu dari dua poto yg diselamatkan dari kebakaran Perpustakaan Kota Stirling. Poto yg disebut “The Slender Man” ini kondang lantaran diambil dalam hari yg sama seperti menghilangnya 14 anak. Pemerintah menyebutkan poto ini palsu. 1 minggu lantas kebakaran berlangsung di perpustakaan. Poto yg kenyataannya disimpan jadi bukti.
1986, potografer : Mary Thomas, menghilang sejak 13 Juni, 1986. ”
Knudsen menyatakan mendapat inspirasi dari karya-karya novelis horror H. P. Lovecraft, novel pendek Stephen King dengan judul “The Mist, ” sifat “Tall Man” film horror kondang Phantasm (1979) , serta serial video game horror Resident Evil serta Silent Hill. Narasi serta poto fiktif Knudsen rupanya sangatlah sukses dalam populasi internet, hingga mereka meningkatkan legenda Slender-Man lebih jauh dari apakah yg Knudsen buat. Sayangnya, perubahan legenda Slender-Man pada dunia digital ini malahan jadi membuahkan sejumlah perkara ironis pada dunia fakta.
“Kasus-Kasus“ Slender-Man
Pada tahun 2014, dua anak wanita berumur 12 tahun di Waukesha, Wisconsin, di Amerika Serikat, membawa kawan sekelasnya ke rimba serta menusuknya. Dua gadis itu bernama Anissa Weier serta Morgan Geyser. Sang korban, Payton Leutner, bisa bertahan hidup lantaran kala itu diketemukan tengah merayap di jalan raya, serta lekas dibawa ke rumah sakit. Disaat di tanya oleh pihak berotoritas, ke dua pemeran menuding Slender-Man atas tindakan yg mereka melakukan, sehabis membaca legendanya di internet. Mereka pun memberi tambahan kalau mereka mesti mengorbankan kawan mereka biar Slender-Man tak membunuh keluarga mereka. Sehabis mengerjakan analisis, dokter menyimpulkan kalau ke dua anak wanita ini alami problem jiwa. Perkara ini lantas berubah menjadi subyek dari film dokumentasi produksi HBO dengan judul Beware the Slenderman pada tahun 2016.
Legenda Slender-Man rupanya kembali menelan korban. Pada bulan Juni 2014, seseorang wanita di Ohio mengaku kalau anak perempuannya yg berumur 13 tahun menyerangnya dengan pisau. Sang anak didapati udah menulis sejumlah narasi fiksi horror, satu diantaranya terjalin dengan Slender-Man. Lantas pada bulan September 2014, seseorang anak wanita berumur 14 tahun membakar tempat tinggalnya, disaat ibu serta adik laki-lakinya yg berumur sembilan tahun tetap berada pada dalam. Polisi mengemukakan kalau pemeran kerap membaca manga Soul Eater serta mendatangi situs yg berisi narasi serta kabar perihal Slender-Man. Sifat legenda dari internet ini pun disadari udah memberi inspirasi anak-anak muda umur 12-24 tahun, buat bunuh diri pada tahun 2015 di Daerah Penampungan Indian Pine Ridge, di Amerika Serikat.
Berkembang Lebih Jauh ke Budaya Digemari banyak orang
Walaupun udah menyebabkan banyak perkara yg frontal, wadah terlihat terus membuat Slender-Man jadi suatu budaya digemari banyak orang. Selama tahun 2009-2014, Joseph De Lage serta Troy Wagner, bikin serial website mereka menurut legenda Slender-Man dengan judul Marble Hornets. Serial ini cerita perihal seseorang pria yg terobsesi dengan film mahasiswa yg tidak sukses, sehabis sosok yg diketahui jadi “The Operator” (Slender-Man) ada di area syuting. Serial ini berikan rencana terhadap Slender-Man dengan ikon “X” yg dikasih lingkaran di luar, serta berikan rencana atas “kemampuan” Slender-Man buat pengaruhi korbannya dari jauh. Tragisnya, rencana ini jugalah yg memberi inspirasi penusukan Slender-Man di Wisconsin pada tahun 2014.
Slender-Man pun ada di dalam sejumlah serial video game menurut legendanya di internet, seperti Slender : The Eight Pages serta sekuelnya, Slender : The Arrival. Dalam video game kondang, Minecraft, Slender-Man muncul tetapi jadi parodi dengan istilah “Enderman. ” Sesungguhnya udah banyak penyesuaian film menurut legenda Slender-Man, mereka merupakan The Tall Man (2012) , The Slender Man (2013) , Always Watching : A Marble Hornets Story (2015) , serta Bye Bye Man (2016) . Sayangnya semua penyesuaian itu tak bisa berikan soal yg terkesan untuk kritikus atau pirsawan.
Komentar
Posting Komentar